Saturday, April 29, 2017

CONDITIONAL SENTENSE

NAME   : Rahma Wati
NPM      : 17213160
CLASS  : 4EA31




CONDITIONAL SENTENSE

Conditional sentence (sentence presupposition) is a sentence which is an action or event that will only occur if the conditions are met. Conditional sentences are used to express an event or action that may or may not occur.

Conditional Sentence Type 1
In conditional sentence type 1, the event has not occurred so it is possible if the conditions are met. This sentence is used to discuss situations that have not occurred in the present and will happen in the future if the conditions are met.
Formula: If + Simple Present, will + verb I

Conditional Sentence Type 2
Conditional sentence type 2 is used to declare an unlikely event because the conditions are impossible to fulfill. This sentence is used to discuss facts contrary to the present.
Formula: If + past tense, would + verb I

Conditional Sentence Type 3
In conditional sentence type 3, the condition may not be fulfilled because it happened in the past so the event is unlikely to happen. This sentence is used to talk about unrealized expectations in the past.
Formula: If + past perfect, would have + verb III


Examples

Conditional sentence type 1
1.      If they invite you, will you come ?
2.      If the doesn’t come, Iwon’t be angry
3.      If you don’t come to my birthday party, I will send you an SMS.
4.      If i have free time, I will go swimming
5.      If I have toothache, I go to the dentist’s
6.      If you don’t come on time, you miss such a lot
7.      If it rains, it’s good for the garden
8.      If I eat too many sweets, I put on weight.
9.      You will miss the bus if you don't hurry.
10.  If it rains, we will cancel the match


Conditional sentence type 2
1.       If I lost my job tomorrow, I would move to Bandung
2.       You would not be here, If she did not help you.
3.       If I were you, I would not let here go.
4.       If you could sell this car soon, I would give you more tips.
5.       If you were me, You would feel crazy with this schedule.
6.       Nina would be happy if she won the dancing competition
7.       If Chicken were eagles, it would fly high
8.       If Ubay made a plane, it would be rainbow colors
9.       If I were a bird, I would fly to your home now
10.   The computer would be fine if you did not break it down


Conditional sentence type 2
1.      If you had remembered to invite me, I would have attended your party
2.      If the waitress had been careful, she wouldn’t have broken many plates
3.      If She had been able to finish her job well, she would have been promoted as a director
4.      Andhita would not have arrived at home, if the my father had not picked her up.
5.      If Barca had a good striker, they would not have lost the game.
6.      If I had known that Dini was your girl friend, I would not have touch her.
7.      My father would have been here, if the flight had not been canceled.
8.      My uncle would have been here, if he had gone by motorcycle
9.      If you had remembered my birthday, I would have not been angry with you.
10.  If I had known that Yovi was an artist, I would have taken picture with you

Friday, March 31, 2017

Tugas 1 Bahasa Inggris 2

Nama        : Rahma Wati
Kelas         : 4EA31
NPM         : 17213160




PHRASE
A phrase is a group of words without both a subject and predicate. Phrases combine words into a larger unit that can function as a sentence element. For example, a participial phrase can include adjectives, nouns, prepositions and adverbs; as a single unit, however, it functions as one big adjective modifying a noun (or noun phrase). See this overview of phrases for more.


SENTENCE
Sentence is a construct that consists of subject and predicate to form a complete thought.


Phrase :
1. The new production
2. Under the new model
3. The indonesian crude
4. Has been paid to exploration
5. The upstream oil
6. Gas working
7. For instance
8. The evaluation
9. subsidiary
10. The base split


Sentence
1. Is seeking a revision to the new production-sharing scheme in the Offshore Northwest Java (ONWJ) oil and gas field, which it regards as uneconoical.
2. PHE, however, managed to carry out a number of efficiency measures last year
3. Indonesian Resources Studies (IRESS) has previosly voice its concern over the lack of incentives for exploration activities under the gross-split scheme.
4. President Jokowidodo's administration invested $10.43 billion in the upstream oil and gas imdustry from january to november 2016
5. indonesia oil and gas working areas gradually fell by 19.5 percent from 2012 to 284 areas in 2016
6. Starting from jan. 18, the ONWJ block contract has been using a gross-split scheme following its renewal for a 20 year-period.
7. Exploration is not included within the variable split
8. The same bleak picture is also found in oil reserves as they dropped slightly to 3.6 billion stock tank barrels at the and of 2015
9. Our target is to finish the evaluation before the end of the first half of the year and then hand the report to pertamina
10. Incluiding the location of the field and reservoir depth, and a progressive split that refers to global oil prices.


Source :
Koran The Jakarta Post, Friday March 17, 2017

Sunday, May 8, 2016

softskill bahasa indonesia 2 ( proses penyusunan karya tulis ilmiah )

Nama   : Rahma Wati
Kelas   : 3EA31
NPM   : 17213160

Poses Penyusunan Karya Tulis Ilmiah


A.    Tahapan-tahapan penulisan Karangan Ilmiah :
  
    ·          Pemilihan Topik

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan topik adalah :

a.       Area Topik

Area topik memuat cakupan masalah yang akan diangkat dalam penulisan karya tulis ilmiah. Topik lebih luas daripada judul, karena topik mencakup isi pokok dan area yang akan dibahas dan ditulis.

b.      Keterbatasan

Keterbatasan yang sering ditemui dalam pemilihan topik, seringkali adalah keterbatasan yang disesuaikan dengan: minat, kemampuan dilaksanakan, kemudahan dilaksanakan,  kemudahan dibuat menjadi masalah yang lebih luas, dan  manfaat.

c.       Pengumpulan Informasi

Prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengumpulan informasi adalah:

a.              Evaluasi instrumen, untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan konsisten.

Evaluasi instrumen dilakukan dengan uji coba pengumpulan data dengan instrumen yang telah dibuat. Hasil uji coba akan diketahui melalui pengujian validitas dan reliabilitas

b.             Evaluasi terhadap sumber, untuk mempertanggungjawabkan data.

Penulis harus menentukan apakah data yang diperlukan dalam menulis karya tulis ilmiah berupa data primer, sekunder atau gabungan dari keduanya.

c.             Pembuatan catatan, untuk memudahkan pencatatan dan pencarian kembali informasi yang telah dicatat.

Catatan dapat dibuat dengan penggunaan kartu informasi, pembuatan sistem penulisan untuk menghubungan kartu informasi dengan daftar pustaka, serta pemilihan bentuk kutipan.

·               Survei Lapangan

Melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian.

·                Menyusun Hipotesis

Menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian

·                Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data

Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap obyek percobaan yang dilakukan tersebut.

·                Menganalsis dan menginterpretasikan data

Menganalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.

·                Merumuskan kesimpulan dan atau teori

Merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap obyek penelitian.

Langkah-Langkah Penulisan Karya Tulis Ilmiah
a.       Persiapan naskah pertama,
b.      Revisi naskah,
c.       Persiapan format,
d.      Editing akhir, dan
e.       Koreksi akhir (proof reading).

·                Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian diantaranya: isi artikel, sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan.

Struktur Penyajian Karya Ilmiah

Struktur penyajian karya ilmiah terdiri dari :

·         Bagian Pengantar.
Bagian pengantar atau sering disebut pendahuluan dapat berupa latar belakang yang menggambarkan penting nya topik yang akan dibahas, tujuan penulisan, dan mungkin juga ruang lingkup penulisan.
Luas cakupan bagian pembuka atau pendahuluan ini bervariasi sesuai dengan jenis karya ilmiah yang ditulis. Ada bagian pendahuluan yang hanya terdiri dari satu atau dua paragraf, ada pula yang terdiri dari satu bab yang dibagi lagi menjadi subtopik.

·         Bagian Inti.
Bagian inti atau pokok pembahasan sebuah karya ilmiah merupakan bagian yang paling besar dalam sebuah karya ilmiah. Tergantung dari luasnya masalah yang di bahas atau dari jenis karya ilmiah yang ditulis, bagian pembahasan ini dapat sangat panjang dan dapat pula sangat singkat. Skripsi, tesis, dan disertasi mungkin mencantumkan beberapa bab yang dapat dikelompokkan sebagai bagian inti, sedangkan artikel ilmiah mungkin mencamtumkan beberapa subtopik.
Namun yang jelas bagian inti atau pokok pembahasan ini memberi kesempatan kepada penulis untuk memaparkan proses kejadian /penelitian yang di lakukan atau hasil kajian yang akan diungkapkan.

·         Bagian penutup.
Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan. Seperti halnya pada bagian pendahuluan dan bagian inti, bagian penutup sebuah karya ilmiah juga mempunyai struktur kajian yang khas, yang berbeda dari bagian penutup jenis tulisan lain.
Sebuah karya ilmiah biasanya ditutup dengan simpulan dan harapan atau rekomendasi. Semua ini merupakan simpulan kajian peserta terhadap topik atau masalah yang disajikannya, serta tindak lanjut yang diharapkan terjadi berdasarkan simpulan tersebut. Berita atau cerita pendek tidak selalu menutup beita atau ceritanya dengan simpulan dan rekomendasi.




Sumber :

sapasayaa.blogspot.co.id/2012/03/struktur-struktur-penyajian-karya.html?m=1

lailamaharani.blogspot.co.id/2012/12/langkah-langkah-persiapan-penulisan.html?m=1

softskill bahasa indonesia 2 ( proses menyusun karya tulis ilmiah )

Nama   : Rahma Wati
Kelas   : 3EA31
NPM   : 17213160

Poses Penyusunan Karya Tulis Ilmiah


A.    Tahapan-tahapan penulisan Karangan Ilmiah :
  
    ·          Pemilihan Topik

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan topik adalah :

a.       Area Topik

Area topik memuat cakupan masalah yang akan diangkat dalam penulisan karya tulis ilmiah. Topik lebih luas daripada judul, karena topik mencakup isi pokok dan area yang akan dibahas dan ditulis.

b.      Keterbatasan

Keterbatasan yang sering ditemui dalam pemilihan topik, seringkali adalah keterbatasan yang disesuaikan dengan: minat, kemampuan dilaksanakan, kemudahan dilaksanakan,  kemudahan dibuat menjadi masalah yang lebih luas, dan  manfaat.

c.       Pengumpulan Informasi

Prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengumpulan informasi adalah:

a.              Evaluasi instrumen, untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan konsisten.

Evaluasi instrumen dilakukan dengan uji coba pengumpulan data dengan instrumen yang telah dibuat. Hasil uji coba akan diketahui melalui pengujian validitas dan reliabilitas

b.             Evaluasi terhadap sumber, untuk mempertanggungjawabkan data.

Penulis harus menentukan apakah data yang diperlukan dalam menulis karya tulis ilmiah berupa data primer, sekunder atau gabungan dari keduanya.

c.             Pembuatan catatan, untuk memudahkan pencatatan dan pencarian kembali informasi yang telah dicatat.

Catatan dapat dibuat dengan penggunaan kartu informasi, pembuatan sistem penulisan untuk menghubungan kartu informasi dengan daftar pustaka, serta pemilihan bentuk kutipan.

·               Survei Lapangan

Melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian.

·                Menyusun Hipotesis

Menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian

·                Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data

Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap obyek percobaan yang dilakukan tersebut.

·                Menganalsis dan menginterpretasikan data

Menganalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.

·                Merumuskan kesimpulan dan atau teori

Merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap obyek penelitian.

Langkah-Langkah Penulisan Karya Tulis Ilmiah
a.       Persiapan naskah pertama,
b.      Revisi naskah,
c.       Persiapan format,
d.      Editing akhir, dan
e.       Koreksi akhir (proof reading).

·                Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian diantaranya: isi artikel, sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan.

Struktur Penyajian Karya Ilmiah

Struktur penyajian karya ilmiah terdiri dari :

·         Bagian Pengantar.
Bagian pengantar atau sering disebut pendahuluan dapat berupa latar belakang yang menggambarkan penting nya topik yang akan dibahas, tujuan penulisan, dan mungkin juga ruang lingkup penulisan.
Luas cakupan bagian pembuka atau pendahuluan ini bervariasi sesuai dengan jenis karya ilmiah yang ditulis. Ada bagian pendahuluan yang hanya terdiri dari satu atau dua paragraf, ada pula yang terdiri dari satu bab yang dibagi lagi menjadi subtopik.

·         Bagian Inti.
Bagian inti atau pokok pembahasan sebuah karya ilmiah merupakan bagian yang paling besar dalam sebuah karya ilmiah. Tergantung dari luasnya masalah yang di bahas atau dari jenis karya ilmiah yang ditulis, bagian pembahasan ini dapat sangat panjang dan dapat pula sangat singkat. Skripsi, tesis, dan disertasi mungkin mencantumkan beberapa bab yang dapat dikelompokkan sebagai bagian inti, sedangkan artikel ilmiah mungkin mencamtumkan beberapa subtopik.
Namun yang jelas bagian inti atau pokok pembahasan ini memberi kesempatan kepada penulis untuk memaparkan proses kejadian /penelitian yang di lakukan atau hasil kajian yang akan diungkapkan.

·         Bagian penutup.
Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan. Seperti halnya pada bagian pendahuluan dan bagian inti, bagian penutup sebuah karya ilmiah juga mempunyai struktur kajian yang khas, yang berbeda dari bagian penutup jenis tulisan lain.
Sebuah karya ilmiah biasanya ditutup dengan simpulan dan harapan atau rekomendasi. Semua ini merupakan simpulan kajian peserta terhadap topik atau masalah yang disajikannya, serta tindak lanjut yang diharapkan terjadi berdasarkan simpulan tersebut. Berita atau cerita pendek tidak selalu menutup beita atau ceritanya dengan simpulan dan rekomendasi.




Sumber :

sapasayaa.blogspot.co.id/2012/03/struktur-struktur-penyajian-karya.html?m=1

lailamaharani.blogspot.co.id/2012/12/langkah-langkah-persiapan-penulisan.html?m=1

Friday, April 15, 2016

Aspek Penalaran Dalam Karangan Ilmiah ( Rahma Wati 3EA31 )



Aspek Penalaran Dalam Karangan Ilmiah


1.      Menulis sebagai proses penalaran

Menulis merupakan proses bernalar. Dimana pada saat kita ingin menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan atau pun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam mencari suatau topik tersebut kita harus berfikir, maka pada saat kita berfikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses penalaran. maka pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan sedikit mengenai menulis merupakan prosae bernalar.
Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek yaitu :
a.   Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan.
b.   Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatu yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan.
c.   Aspek argumentasi
Aspek argumentasi adalah bagian yang menyatakan fakta , analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan.
d.   Aspek Teknik Penyusunan
Aspek teknik penyusunan adalah bagaimana pola penyusunan yang dipakai ,apakah digunakan secara konsisten , karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu dan terknik bersifat baku dan universal.
e.   Aspek Bahasa
Aspek bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa karangan ilmiah harus disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah . Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan  suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis

2.      Penalaran Deduktif dan Induktif

a)     Penalaran Induktif
Induksi / induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke penalaran induktif, maka proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir yang ilmiah. Namun induksi sendiri tak akan banyak manfaatnya kalau tidak diikuti oleh proses penalaran deduktif. Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan penalaran induktif harus diartikan pertama-tama sebagai data-data maupun sebagai pernyataan-pernyataan, yang tentunya bersifat faktual pula.
Proses penalaran induktif dapat dibedakan lagi atas bermacam-macam variasi seperti generalisasi, hipotese dan teori, analogi induktif, kausal dan sebagainya.
Contoh penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

b)     Penalaran Deduktif
Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif / deduksi adalah merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dari pengalaman-pengalaman hidup kita, kita sudah membentuk bermacam-macam proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Proposisi baru itu tidak lain dari kesimpulan kita mengenai suatu fenomena yang telah kita identifikasi dengan mempertalikannya dengan proposisi yang umum.
Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta. Yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan suatu proposisi umum tadi. Bila identifikasi yang dilakukannya itu benar, dan kalau proposisinya itu juga benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar.
Uraian mengenai proses berpikir deduktif ialah seperti silogisme kategorial, entimem, rantai deduksi,silogisme alternatif, silogisme hipotesis dan sebagainya.
Contoh penalaran deduktif:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social

3.      Isi karangan

Isi karangan ialah bagian inti dalam karya ilmiah yang meliputi bab pendahuluan, bab landasan teoretis, bab objek lokasi penelitian (khusus praktik kerja), bab pembahasan (analisis data), dan bab penutup. Dengan kata lain, bagian isi merupakan penelitian si penulis.

4.      Fakta Sebagai Unsur dalam Penalaran Ilmiah

Agar dapat menalar dengan tepat, perlu kita memiliki pengetahuan tentang fakta yang berhubungan. Jumlah fakta tak terbatas, sifatnya pun beraneka ragam. Oleh sebab itu, sebagai unsur dasar dalam penalaran ilmiah, kita harus mengetahui apa pengertian dari fakta.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta memiliki definisi sebagai hal (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Selain itu, fakta juga merupakan pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris (sesuai dengan bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera). Fakta bila dikumpulkan secara sistematis dengan beberapa sistem serta dilakukan secara sekuensial maka fakta tersebut mampu melahirkan sebuah ilmu. Sebagai kunci bahwa fakta tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa sebuah teori dan fakta secara empiris dapat melahirkan sebuah teori baru.

Untuk memahami hubungan antara fakta-fakta yang sangat banyak itu, kita perlu mengenali fakta-fakta itu secara sendiri-sendiri. Ini berarti bahwa kita harus mengetahui ciri-cirinya dengan baik. Dengan begitu, kita dapat mengenali hubungan di antara fakta-fakta tersebut dengan melakukan penelitian.

Selain itu, kita dapat menggolong-golongkan sejumlah fakta ke dalam bagian-bagian dengan jumlah anggota yang sama banyaknya. Proses seperti itu disebut pembagian, namun pembagian di sini memiliki taraf yang lebih tinggi dan disebut klasifikasi.







Sumber :