Nama :
Rahma Wati
Kelas :
3EA31
NPM : 17213160
Berpikir Induktif
Metode berpikir induktif dimana cara berpikir
dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai
kasus yang bersifat individual. Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai
dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang yang kusus dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum
(filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Penarikan
kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada sebuah permasalahan
mengenai benyaknya kasus yang harus kita amati sampai kepada suatu kesimpulan
yang bersifat umum. Misalnya, jika kita ingin mengetahui berapa penghasilan
rata-rata perbulan petani kelapa sawit di Kabupaten paser, lantas bagaimana
caranya kita mengumpulkan data sampai pada kesimpulan tersebut. Hal yang paling
logis adalah melakukan wawancara terhadap seluruh petani kelapa sawit yang ada
di Kabupaten Paser. Pengumpulan data seperti ini tak dapat diragukan lagi akan
memberikan kesimpulan mengenai penghasilan rata-rata perbulan petani kelapa
sawit tersebut di Kabupaten Paser, tetapi kegiatan ini tentu saja akan
menghadapkan kita kepada kendala tenaga, biaya, dan waktu.
Untuk
berpikir induktif dalam bidang ilmiah yang bertitik tolak dari sejumlah hal
khusus untuk sampai pada suatu rumusan umum sebagai hukum ilmiah, menurut
Herbert L. Searles (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 1996 : 91-92), diperlukan proses
penalaran sebagai berikut :
1.
Langkah pertama adalah mengumpulkan fakta-fakta khusus.
Pada
langkah ini, metode yang digunakan adalah observasi dan eksperimen. Observasi
harus dikerjakan seteliti mungkin, sedangkan eksperimen dilakukan untuk membuat
atau mengganti obyek yang harus dipelajari.
2. Langkah kedua adalah perumusan hipotesis.
Hipotesis
merupakan dalil atau jawaban sementara yang diajukan berdasarkan pengetahuan
yang terkumpul sebagai petunjuk bagi penelitian lebih lanjut. Hipotesis ilmiah
harus memenuhi syarat, diantaranya dapat diuji kebenarannya, terbuka dan sistematis
sesuai dengan dalil-dalil yang dianggap benar serta dapat menjelaskan fakta
yang dijadikan fokus kajian.
3. Langkah ketiga adalah mengadakan verifikasi.
Hipotesis
merupakan perumusan dalil atau jawaban sementara yang harus dibuktikan atau diterapkan
terhadap fakta-fakta atau juga diperbandingkan dengan fakta-fakta lain untuk
diambil kesimpulan umum. Proses verifikasi adalah satu langkah atau cara untuk
membuktikan bahwa hipotesis tersebut merupakan dalil yang sebenarnya.
Verifikasi juga mencakup generalisasi untuk menemukan dalil umum, sehingga
hipotesis tersebut dapat dijadikan satu teori.
4. Langkah keempat adalah perumusan teori dan hukum ilmiah
berdasarkan hasil verifikasi.
Hasil
akhir yang diharapkan dalam induksi ilmiah adalah terbentuknya hukum ilmiah.
Persoalan yang dihadapi adalah oleh induksi ialah untuk sampai pada suatu dasar
yang logis bagi generalisasi dengan tidak mungkin semua hal diamati, atau
dengan kata lain untuk menentukan pembenaran yang logis bagi penyimpulan
berdasarkan beberapa hal untuk diterapkan bagi semua hal. Maka, untuk
diterapkan bagi semua hal harus merupakan suatu hukum ilmiah yang derajatnya
dengan hipotesis adalah lebih tinggi.
Contoh lain dari argument metode berpikir
induktif adalah:
1.
Kuda Sumba punya sebuah jantung
2.
Kuda Australia punya sebuah jantung
3.
Kuda Amerika punya sebuah jantung
4.
Kuda Inggris punya sebuah jantung
5.
…
6.
∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
Dari berbagai peryataan kemudian di
tarik kesimpulan secara umun itulah merupakan metode berpikir secara induktif (
khusus ke umum) jadi dalam berpikir induktif dari cakupan yang kevil kemudian
di jabarkanmenjadi kesimpulan secara umum.
Bentuk-bentuk Penalaran Induktif
Konsep Generalisasi
Proses penalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat
tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh generalisasi :
1. Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika
dipanaskan, emas memuai.
Jika
dipanaskan, platina memuai
Jadi,
jika dipanaskan, logam memuai.
2. Jika
ada udara, manusia akan hidup.
Jika
ada udara, hewan akan hidup.
Jika
ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jadi,
jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Hipotesis
dan Teori
Hipotesis proposisi yg masih perlu diuji
Teori proposisi yg telah teruji.
Contoh :
· Semua
kucing yang bermata biru adalah tuli (Darwin dalam ilmu biologi)
· Tidak ada
hewan yang bertanduk dan berkuku telapak adalah pemakan daging
· Anak kecil
yang pernah terluka jari-jarinya karena bermain-main dengan pisau akan
berhati-hati bila di saat lain dia menggunakan pisau
· Ilmu ilmu
kealaman semuanya disusun berdasarkan generalisasi tidak sempurna, demikian
pula ilmu sosial
Analogi
Cara penarikan penalaran dengan
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh analogi
Nina adalah lulusan
Akademi Amanah.
Nina dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan
Akademi Amanah.
Oleh Sebab itu, Ali
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Hubungan kausal
penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :
1. Sebab- akibat.
Yaitu
dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai kepada
kesimpulan yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke akibat sebagai gagasan pokok
adalah akibat, sedangkan sebab merupakan gagasan penjelas.
“Hujan
turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.”
2. Akibat – Sebab.
Yaitu
dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk
mencari sebabnya.
“Andika
tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik”
3. Akibat – Akibat.
Yaitu
dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat
pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikianlah
seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
“Ibu
mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di
rumah basah”
Induksi dalam Metode Ekspoisisi
Eksposisi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan
untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang
singkat, akurat, dan padat. Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang
suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi
pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau
statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi
uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut
paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang
dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.